Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bahaya Bahan Kimia Tambahan (Aditif) di Rumah Tangga

Gambar Zat Aditif Berbahaya
Bahan Kimia Tambahan pada rumah tangga sering digunakan pada beberapa pengolahan makanan disebut zat aditif. Adapun zat aditif antara lain berfungsi sebagai pewarna, pemanis, pengawet dan penyedap rasa. Beberapa bahan ini masih banyak digunakan dimasyarakat, karena kurangnya pengetahuan mereka mengenai bahaya jangka panjang terhadap tubuh mereka.

A.  Bahan Pewarna

Bahan pewarna buatan ada dua jenis:
1)   Pewarna buatan yang disintesa  dengan struktur kimia persis seperti bahan alami misal: betakaroten (warna oranye sampai kuning), santoxantin ( warna merah ) dan apokaroten (warna oranye)
2)    Pewarna  yang disintesa khusus untuk menggantikan pewarna alami. Contoh bahan pewarna buatan pada makanan, antara lain:
Ø  Indigokarmin, menghasilkan warna biru yang digunakan untuk gula-gula dan makanan ringan.
Ø  Eritrosin menghasikan warna merah yang digunakan untuk es krim dan jeli
Ø  Tartrasin menghasilkan warna kuning yang digunakan untuk es krim, yoghurt, dan jeli.

B.   Bahan Pemanis  
                                                          
Pemanis buatan adalah senyawa hasil sintetis laboratorium yang merupakan bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan. Pemanis buatan tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi seperti pemanis alami. Pemanis buatan mudah larut dalarn air. Beberapa contoh pemanis buatan yang beredar di pasaran :
a.     Aspartam
Aspartam mempunyai nama kimia aspartil fenilalanin metil ester; merupakan pemanis yang digunakan dalam produk-produk minuman ringan. Aspartam merupakan pemanis yang berkalori sedang. Tingkat kemanisan aspartarn 200 kali lebih manis daripada gula pasir. Aspartarn dapat terhidrolisis atau bereaksi dengan air dan kehilangan rasa manis, sehingga lebih cocok digunakan untuk pemanis berkadar air rendah.
b.    Sakarin
Sakarin merupakan pemanis buatan yang paling  tua. Tingkat kemanisan sakarin kurang lebih 300 kali lebih manis dibandingkan gula pasir. Namun,jika penambahan sakarin terlalu banyak justru rnenimbulkan rasa pahit dan etir. Es krim, guia-gula, es puter, seai, kue kering, dan miuman fermentasi biasanya diberi pemanis sakarin. Sakarin sangat populer digunakan dalam industri makanan dan minuman karena harganya yang murah. Penggunaan sakarin tidak boleh melampaui batas maksimal  yang ditetapkan, karena bersifat karsogenik (dapat memicu timbulnya kanker). Dalam setiap kilogram bahan makanan, kadar sakarin yang diperbolehkan adalah 50 - 300 mg. Sakarin hanya  boleh digunakan untuk makanan rendah kalori, dan dibatasi tingkat konsumsinya sebesar maksimal  0,5 mg tiap kilogram berat badan per hari. Jika berat badanmu 40 kilogram, berapakah massa kue dengan kandungan sakarin 50 mg/kg maksimal yang boleh kamu konsumsi?
c.     Siklamat
Siklamat terdapat dalam bentuk kalsium dan natrium siklamat dengan tingkat kemanisan yang dihasilkan kurang lebih 30 kali lebih manis daripada gula pasir. Makanan dari minuman yang  sering dijumpai mengandung siklamat antara lain es krim, es puter, selai, saus, es lilin, dan berbagai minuman fermentasi. Beberapa negara melarang penggunaan siklamat karena diperkirakan mempunyai efek karsinogen. Batas maksimum penggunaan siklamat adalah 500- 3.000 mg per kg bahan makanan.
d.    Sorbitol
Sorbitol merupakan pemanis yang biasa digunakan untuk pemanis kismis, selai dan roti, serta makanan lain.
e.     Asesulfam K
Asesulfam K merupakan senyawa 6-metil-1,2,3-oksatiazin-4(3H)-ion-2,3-dioksida atau merupakan asam asetoasetat dan asam sulfamat. Tingkat kemanisan dari asesulfam K adalah 200 kali lebih manis daripada gula pasir. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium, asesulfam K merupakan pemanis yang tidak berbahaya.

C.  Bahan Pengawet

Adapun Bahan Kimia Tambahan sebagai Pengawet makanan yang sebaiknya dihindari penggunaannya di dalam rumah tangga adalah sebagai berikut:
a.     Asam asetat                                                     
Asam asetat dikenal di kalangan masyarakat sebagai asam cuka. Bahan ini menghasilkan rasa masam dan jika jumlahnya teralu banyak akan mengganggu selera karena bahan ini sama dengan sebagian isi dari air keringat kita. Asam aseta sering dipakai sebagai pelengkap ketika makan acar, mi ayam, bakso, atau soto. Asam asetat mempunyai sifat antimikroba. Makanan yang memakai pengawet asarn cuka antara lain acar, saos tomat, dan saus cabai.
b.    Benzoat
Benzoat banyak ditemukan dalam bentuk asam benzoat maupun natrium benzoate. Berbagai jenis soft drink (minuman ringan), sari buah, nata de coco, kecap, saus, selai, dan agar-agar diawetkan dengan menggunakan bahan jenis ini.
c.     Sulfit
Bahan ini biasa dijumpai dalam bentuk garam kalium atau natrium bisulfit. Potongan kentang, sari nanas, dan udang beku biasa diawetkan dengan menggunakan bahan ini.
d.    Propil galat
Digunakan dalam produk makanan yang mengandung minyak atau lemak dan permen karet serta untuk memperlambat ketengikan pada sosis. Propil galat juga dapat digunakan sebagai antioksidan.
e.     Propianat
Jenis bahan pengawet propianat yang sering digunakan adalah asam propianat dan garam  kalium atau natrium propianat.
f.     Garam nitrit
Garam nitrit biasanya dalam bentuk kalium atau natrium nitrit, Bahan ini terutama digunakan sebagai bahan pengawet keju, ikan, daging, dan juga daging olahan seperti sosis, kornet, serta makanan kering. Dengan nitrit perkembangan mikroba dapat dihambat.
g.    Sorbat
Sorbat dapat ditemukan dalam bentuk asam atau garam sorbat, Sorbat sering digunakan dalam  pengawetan margarin, sari buah, keju, anggur, dan acar. Asam sorbat sangat efektif dalam menekan pertumbuhan kapang dan tidak mempengaruhi cita rasa makanan pada tingkat yang diperbolehkan.

Semua pengawet yang telah diuraikan di atas merupakan pengawet yang diijinkan untuk dipakai dan mendapatkan lisensi secara intemasional oleh badan kesehatan dunia (WHO) dengan kadar yang diijinkan. Saat ini masih sering ditemukan produsen yang menggunakan pengawet makanan yang telah dilarang oleh pemerintah. Pengawet yang telah dilarang tetapi masih sering digunakan di antaranya:
a.     Boraks atau natrium tetraborat, dengan rumus kimia Na2B4O7-10H2O adalah senyawa yang biasa digunakan sebagai bahan baku disinfektan, detergen, cat, plastik, ataupun pembersih permukaan logam sehingga mudah disolder. Karena boraks bersifat antiseptik dan pembunuh kuman, bahan ini sering digunakan untuk pengawet kosmetik dan kayu. Banyak ditemukan kasus boraks yang disalah gunakan untuk pengawetan bakso, sosis, krupuk gendar, mi basah, pisang molen, lemper, siomay, lontong, ketupat  dan pangsit. Bagaimana sikapmu terhadap fenomena semacam ini?                                              
b.    Formalin adalah nama dagang untuk larutan yang mengandung 40 persen formaldehid (HCOH) dalam 60 persen air atau campuran air dan metanol  (jenis alkohol  bahan baku spiritus) sebagai pelarutnya. Formalin sering disalahgunakan untuk mengawetkan mie, tahu basah, bakso, dan ikan asin.

D.  Bahan Penyedap

Bahan Kimia Tambahan yang difungsikan sebagai penyedap masakan yang paling banyak digunakan dalam makanan adalah vetsin atau monosodium glutamat (MSG) yang sering juga disebut sebagai micin. MSG tidak berbau dan rasanya merupakan campuran rasa manis dan asin yang gurih. Mengonsumsi MSG secara berlebihan akan menyebabkan timbulnya gejala-gejala yang dikenal sebagai Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Tanda-tandanya  antara lain berupa munculnya berbagai keluhan seperti pusing kepala, sesak  napas, wajah berkeringat, kesemutan pada bagian leher, rahang, dan punggung.

Ringkasan:
  • Bahan Kimia Tambahan pada rumah tangga masih sering digunakan karena kurangnya informasi bahaya zat-zat aditif tersebut,
  • Zat Aditif pada rumah tangga biasanya terdapat pada Bahan Pewarna, Bahan Pemanis, Bahan Pengawet, Bahan Penyedap.

Post a Comment for "Bahaya Bahan Kimia Tambahan (Aditif) di Rumah Tangga"