Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ciri Obat Herbal yang Aman untuk Ibu Hamil

Obat Herbal untuk Ibu Hamil
Obat Herbal memang bersifat alami dan aman, namun bagi anda ibu hamil tentu harus berhati-hati dalam mengkonsumsinya. Karena, tidak sepenuhnya obat herbal akan aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Beberapa obat herbal dapat mempengaruhi hormon, sehingga dapat menimbulkan masalah pada kehamilan dan janin. Sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi, sebaiknya anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Adapun obat herbal dikelompokan menjadi tiga jenis, yang diantaranya adalah:

  1. Jamu, adalah obat tradisional yang dibuat dari tanaman obat yang asli dan merupakan resep turun-temurun dari nenek moyang. Khasiat jamu sudah diketahui, namun belum ada penelitian ilmiahnya. Contohnya; cabe puyang, beras kencur, dan lain-lain.
  2. Herbal Terstandar, adalah jamu yang sudah melalui penelitian dengan hewan (uji preklinis). Sudah diketahui secara jelas, dosisnya berapa, kandungan racun dan efek samping yang ditimbulkan.
  3. Fitofarmaka, adalah jamu yang sudah melewati uji preklinis pada hewan dan uji klinis pada manusia, sehingga aman dikonsumsi karena sudah dilakukan penelitian oleh para ahli.

Jenis Obat Herbal Paling Aman untuk Ibu Hamil

Apabila dilihat dari sisi pembuatannya, makan obat herbal yang masih segar, adalah yang paling aman. Hal tersebut karena belum tercampur dengan bahan-bahan kimiawi lainnya. Namun dari sisi kandungannya, jenis herbal Fitofarmaka adalah obat herbal yang paling baik untuk ibu hamil, karena sudah melalui uji klinis.

Tips Memilih Obat Herbal untuk Ibu Hamil

Bagi ibu hamil yang ingin mengkonsumsi obat herbal, sebaiknya memperhatikan poin-poin sebagai berikut:
  1. Pastikan khasiat dan efek sampingnya tidak membahayakan kandungan dan janin. Obat herbal yang bersifat diuretic (peluruh kencing) seperti daun kumis kucing, kejibeling, gempur batu dan mengkudu dapat menyebabkan kekurangan cairan. The herbal yang mengandung raspberry bahkan dapat menimbulkan kontraksi. Anda juga harus menghindari obat herbal yang memiliki efek hipolikemik (menurunkan gula darah), seperti akar tanaman sawo yang dapat menyebabkan ibu hamil tidak bertenaga.
  2. Pastikan proses pengolahannya tepat dan tidak sembarangan. Sebagai contoh, buah mahkota dewa yang dikeringkan tidak sempurna, bisa menyebabkan keracunan.
  3. Patikan dosis dan takarannya pas. Sebagai contoh pemberian rumput Fatimah yang berlebihan dapat menyebakan kontraksi berlebihan, pendarahan bahkan kematian janin di dalam kandungan. Konsumsi cabai berlebihan juga dapat menyebabkan sakit perut, maag, dan diare. Bahkan ibu hamil yang mengkonsumsi wortel berlebihan akan meningkatkan tekanan dalam otak karena betakaroten di lemak bisa mengendap.
  4. Patikan bahan obat herbal yang akan anda konsumsi, bersih dan higienis. Hal ini bertujuan menghindari dari infeksi dan kontaminasi bahan berbahaya.

Ibu hamil masih boleh mengkonsumsi obat herbal dari bahan dasar habbtussauda (jinten hitam), namun pada usia diatas trimester kedua. Obat herbal yang juga disarankan dikonsumsi ibu hamil adalah minyak zaitun. Kandungan nutrisi yang terdapat di dalam minyak zaitun akan membantu proses persalinan menjadi lancar.

Ringkasan:
  • Obat Herbal dikelompokan menjadi tiga yaitu, Jamu, Herbal Terstandar, Fitofarmaka,
  • Sebelum mengkonsumsi obat herbal, ibu hamil harus memperhatikan khasiat, efek samping, proses pengolahan, dosis dan kebersihan bahan,
  • Minyak zaitun dan habbtussauda boleh dikonsumsi ibu hamil pada usia trimester ke atas.

Post a Comment for "Ciri Obat Herbal yang Aman untuk Ibu Hamil"