Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Virus Zika dan cara Pencegahannya

Penularan Virus Zika
Sejak ditemukan pada tahun 1940-an pertama kali di Uganda tahun, virus zika dianggap sepele oleh para ahli. Halini karena, dianggap hanya memicu demam ringan dan ruam di kulit. Namun saat ini dunia dibuat panik oleh virus ini, karena bisa memicu mikrosefali pada bayi baru lahir, dan selain ditularkan melalui gigitan nyamuk, virus ini juga bisa ditularkan melalui hubungan s*ksual (diketahui pertama kali pada pertengahan Juli 2016 di New York).

1 Februari 2016, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan darurat zika, dan pada 13 April 2016, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat Tom Frieden mengumumkan, virus zika merupakan menyebabkan mikrosefali (bayi lahir dengan ukuran kepala kecil). Virus Zika tidak hanya memicu mikrosefali, namun juga menyebabkan gangguan otak, Guillain-Barré, sistem kekebalan tubuh menyerang sistem saraf yang juga bisa memicu kelumpuhan.

Memang tidak semua wanita hamil yang terinfeksi virus zika akan melahirkan bayi dengan kondisi mikrosefali. Namun, tidak ada keraguan lagi, ibu hamil terinfeksi zika lebih rentan melahirkan bayi dengan kondisi mikrosefali.

Hasil penelitian di Brasil menemukan 200 kasus mikrosefali per 100.000 kelahiran sejak ditemukan virus zika di negara tersebut. Bahkan penelitian terbaru yang dilakukan oleh Patricia Soares dan timnya dari Federal University of São Paulo yang baru dirilis di jurnal Radiology, Agustus lalu, menunjukkan gambar mengerikan bagaimana virus zika menggerogoti otak janin di dalam kandungan. Studi ini melakukan pencitraan gambar 45 janin dari ibu di Brasil yang terinfeksi virus zika.

Perlu anda ketahui bahwa Bayi yang menderita mikrosefali memiliki otak dan tengkorak abnormal ukuran kecil dibandingkan usia mereka, baik itu saat dalam rahim hingga saat lahir, dan akan mengalami kerusakan otak sebagai efeknya. Mikrosefali bisa memicu kematian dini, karena apabila otak bayi tidak berkembang, maka tubuhnya tidak bisa berfungsi dengan baik. Anak yang bertahan hidup dengan mikrosefali sangat berpotensi mengalami gangguan berpikir, berbicara, dan cacat fisik.

Peneliti terbaru yang dipublikasikan CDC AS menunjukkan, bahaya infeksi zika pada janin dan bayi baru lahir adalah kelainan penglihatan dan kerusakan pendengaran. Sedangkan infeksi zika pada perempuan yang hamil tidak akan berpengaruh pada kehamilannya di masa datang sepanjang virus itu telah bersih dari darahnya.

Adapun tantangan pengendalian dari virus zika adalah penyakit ini hampir tidak ada gejala khas sehingga pengobatan meringankan gejala. Terutama karena virus zika bisa bertahan di tubuh selama 3 bulan. Jadi, orang yang baru pulang dari daerah terjangkit harus menjaga diri tidak digigit nyamuk dan tidak berhubungan s*ksual kepada suami atu istri.

Keseriusan pencegahan Virus Zika di Indonesia, ditendai dengan terbitnya edaran dari Kemenkes ke berbagai rumah sakit agar mengirim sampel darah positif DBD ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes. Sampel dicek apa positif zika. Hal ini bertujuan untuk menekan mewabahnya virus zika di Indonesia.

Ringkasan:
  • Sejarah Virus Zika ditemukan pertama kali pada tahun 1940-an dengan gejala demam ringan dan ruam di kulit,
  • Virus Zika bisa ditularkan melalui nyamuk, bahkan melalui hubungan s*ksual,
  • Virus Zika saat ini memicu Mikrosefali pada janin sehingga mengganggu pertumbuhan terutama pertumbuhan otak,

Post a Comment for "Sejarah Virus Zika dan cara Pencegahannya"