5 Kejadian Buruk saat Proses Persalinan
Anda sebagai
calon ibu tentu sudah menyiapkan diri untuk melewati persalinan. Namun bagi beberapa orang, proses
persalinan ternyata tidak berlangsung dengan mudah dan banyak hal-hal dipersiapkan sebelumnya. Bahkan beberapa hal yang tidak
terduga tersebut, sering melemahkan mental calon ibu dan mempengaruhi proses persalinan yang
dilakukannya.
1.
Persalinan
tanpa pembiusan
Pembiusan epidural atau pembiusan regional dilakukan untuk
mengurangi rasa sakit akibat kontraksi saat persalinan. Pada proses persalinan normal, pembiusan ini
dilakukan minimal saat bukaan 4 sampai 5 cm dan pada
kelahiran dengan operasi caesar, pembiusan
dilakukan sebelum operasi dilakukan.
Namun apabila
calon ibu memiliki trombosit yang rendah, dokter tidak akan melakukan
pembiusan epidural. Selain itu, jika terjadi pendarahan pada bukaan kurang dari
4 cm, bius epidural juga tidak boleh diberikan.
Pembukaan dan persalinan yang terlalu cepat, biasanya juga tidak memungkinkan untuk pembiusan epidural karena memerlukan waktu yang
cukup lama untuk melakukan pembiusan epidural yaitu sekitar 20 menit dan hanya akan bertahan selama 10 sampai 20
menit.
Dan Ketika
proses persalinan, beberapa
wanita mungkin akan mengalami kondisi dimana obat bius epidural tidak bekerja
secara efektif. Bius tersebut dapat bergerak atau tidak merata dan menyebabkan
nyeri di salah satu sisi panggul.
Dan ketika anda mengalami permasalahan tersebut, Dokter akan memberikan obat untuk menurangi nyeri melalui infus.
2. Sinyal bahaya pada monitor jantung
Monitor jantung dipasang untuk melacak detak jantung bayi saat proses persalinan untuk mengetahui kondisi dan perubahan detak jantung bayi. Dan apabila monitor tersebut berbunyi, bisa saja disebabkan karena aliran darah bayi yang tidak mengalir dengan lancar atau bahwa plasenta tidak bekerja dengan baik karena hipertensi, diabetes, cairan rendah, anemia yang diderita ibu atau abrupsio plasenta. Namun sinyal tersebut bisa saja mengindikasikan bahwa bayi sedang mengalami gangguan jantung akibat detak jantung melemah dan tentu akan membuat panik terutama anda sebagai calon ibu. Apabila anda mengalami ganguan ini, dokter akan segera memberikan tindakan pertolongan, dan hal ini akan kembali normal pada waktu yang tidak terlalu lama.
2. Sinyal bahaya pada monitor jantung
Monitor jantung dipasang untuk melacak detak jantung bayi saat proses persalinan untuk mengetahui kondisi dan perubahan detak jantung bayi. Dan apabila monitor tersebut berbunyi, bisa saja disebabkan karena aliran darah bayi yang tidak mengalir dengan lancar atau bahwa plasenta tidak bekerja dengan baik karena hipertensi, diabetes, cairan rendah, anemia yang diderita ibu atau abrupsio plasenta. Namun sinyal tersebut bisa saja mengindikasikan bahwa bayi sedang mengalami gangguan jantung akibat detak jantung melemah dan tentu akan membuat panik terutama anda sebagai calon ibu. Apabila anda mengalami ganguan ini, dokter akan segera memberikan tindakan pertolongan, dan hal ini akan kembali normal pada waktu yang tidak terlalu lama.
3. Operasi Caesar
Saat persalinan tidak mengalami
kemajuan, bayi dalam posisi yang
salah atau ketika kepala
atau badan bayi terlalu besar untuk kelahiran normal, biasanya
dokter akan menyarankan untuk operasi caesar. Untuk itu, anda harus mempersiapkan diri menjalani operasi caesar sejak dini dan bacalah informasi
yang berhubungan dengan permasalahan
Bedah Cesar.
4. Bius total saat operasi caesar
Proses persalinan caesar dilakukan dengan blok spinal atau epidural sehingga Anda dapat tetap terjaga selama operasi. Namun apabila situasi memburuk yang disebabkan kurangnya waktu, tali pusar memasuki jalan lahir terlebih dahulu atau terjadinya abrupsio plasenta, bisa saja dilakukan anestesi atau pembiusan total.
apabila hal ini dilakukan pada proses kelahiran anda, maka anda tidak dapat mengingat apa yang terjadi hingga 20 sampai 60 menit pertama setelah operasi. Proses pembiusan ini biasanya dapat menyebabkan calon ibu lebih lelah dan gugup dibandingkan proses pembiusan regional dengan blok spinal atau epidural.
5. Kencing dan Buang Air Besar saat Persalinan
Melahirkan adalah proses dimana akan banyak keluar darah, cairan tubuh dan bahkan kotoran yang membuat anda terkejut bahkan merasa malu. Bius epidural biasanya juga menyebabkan rasa mual dan menyebabkan muntah. Namun tentu para dokter dan staf yang membantu proses persalinan sudah biasa mengalami hal ini, sehingga Anda tidak perlu malu.
4. Bius total saat operasi caesar
Proses persalinan caesar dilakukan dengan blok spinal atau epidural sehingga Anda dapat tetap terjaga selama operasi. Namun apabila situasi memburuk yang disebabkan kurangnya waktu, tali pusar memasuki jalan lahir terlebih dahulu atau terjadinya abrupsio plasenta, bisa saja dilakukan anestesi atau pembiusan total.
apabila hal ini dilakukan pada proses kelahiran anda, maka anda tidak dapat mengingat apa yang terjadi hingga 20 sampai 60 menit pertama setelah operasi. Proses pembiusan ini biasanya dapat menyebabkan calon ibu lebih lelah dan gugup dibandingkan proses pembiusan regional dengan blok spinal atau epidural.
5. Kencing dan Buang Air Besar saat Persalinan
Melahirkan adalah proses dimana akan banyak keluar darah, cairan tubuh dan bahkan kotoran yang membuat anda terkejut bahkan merasa malu. Bius epidural biasanya juga menyebabkan rasa mual dan menyebabkan muntah. Namun tentu para dokter dan staf yang membantu proses persalinan sudah biasa mengalami hal ini, sehingga Anda tidak perlu malu.
Kesimpulan:
- Beberapa kejadian buruk saat proses persalinan akan melemahkan mental calon ibu,
- Kejadian buruk dalam persalinan yang bisa anda atasi, dapat mengurangi risiko operasi ceasar,
Post a Comment for "5 Kejadian Buruk saat Proses Persalinan"