Pengobatan Demam Reumatik Akut dengan Pendekatan Suportif
Proses Pengobatan ini diperuntukan bagi anda penderita Demam Reumatik
mulai dari gejala awal sampai pada kondisi akut yang membutuhkan penanganan
khusus. Adapun metode dari masing-masing terapi untuk Pengobatan Demam Reumatik
dengan pendekatan Suportif adalah:
1.
Istirahat di tempat Tidur Total
Semua pasien demam reumatik akut harus Istirahat di tempat Tidur secara
Total, jika mungkin di rumah sakit. Istirahat di tempat Tidur Total di rumah
sakit untuk pasien demam reumatik bisa dilakukan pada hari ke-1, 2, 3 dan 4
berturut-turut 2, 4, 6, 12 minggu. Serta lama rawat jalan untuk pasien demam
reumatik derajat 1,2,3 dan 4 berturut-turut 2, 4, 6, 12 minggu. Karditis hampir
selalu terjadi dalam 2-3 minggu sejak dari awal serangan, hingga pengamatan
yang ketat harus dilakukan selama masa tersebut. Sesudah itu lama dan tingkat Istirahat
di tempat Tidur Total bervariasi. Tabel berikut merupakan pedoman umum untuk
mendukung rekomendasi tersebut. Tabel dibawah ini merupakan pedoman umum Istirahat
di tempat Tidur secara Total dan rawat jalan pada pasien demam reumatik
Status karditis
|
Penatalaksanaan
|
Derajat 1(tanpa karditis)
|
Tirah baring
selama 2 minggu
dan sedikit demi sedikit
rawat jalan selama2 minggu dengan salisilat
|
Derajat 2(Karditis tanpa kardiomegali)
|
Tirah baring
selama 4 minggu
dan sedikit demi sedikit
rawat jalan selama4 minggu
|
Derajat 3(Karditis dengan kardiomegali)
|
Tirah baring
selama 6 minggu
dan sedikit demi sedikit
rawat jalan selama6 minggu
|
Derajat 4(Karditis dengan gagal jantung)
|
Tirah baring
ketat selama masih
ada gejala
gagal jantung dan
sedikit demi sedikit rawat jalan
selama 12 minggu
|
2. Diet
Tujuan diet pada penyakit jantung adalah memberikan makanan secukupnya
tanpa memberatkan kerja jantung, mencegah atau menghilangkan penimbunan garam
atau air. Syarat-syarat diet penyakit jantung antara lain: energi yang cukup
untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal, protein yang cukup yaitu
0,8 gram/kgBB, lemak sedang yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total (10%
berasal dari lemak jenuh dan 15% lemak tidak jenuh), Vitamin dan mineral cukup,
diet rendah garam 2-3 gram perhari, makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan
gas, serat cukup untuk menghindari konstipasi, cairan cukup 2 liter perhari.
Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan
tambahan berupa makanan enteral, parenteral atau suplemen gizi.
3. Pengobatan simptomatis
Pengobatan anti radang efektif untuk menekan manifestasi radang akut
demam reumatik, sedemikian baiknya sehingga respon yang cepat dari artritis
terhadap salisilat dapat membantu diagnosis. Pengobatan anti radang yang lebih
kuat seperti steroid amat bermanfaat untuk mengendalikan perikarditis dan gagal
jantung pada karditis akut, tetapi tidak berpengaruh terhadap lama demam
reumatik aktif, yaitu insiden penyakit jantung reumatik. Respon yang baik
terhadap steroid tidak berarti memperkuat diagnosis demam reumatik karena
kebanyakan artritis, termasuk artritis septik, berespon baik terhadap steroid,
setidaknya pada stadium awal.
Obat anti radang seperti salisilat dan steroid harus ditangguhkan bila
atralgia atau artritis yang meragukan merupakan satu-satunya manifestasi,
terutama apabila diagnosis belum pasti. Analgesik murni, seperti asetaminofen
dapat digunakan karena dapat mengendalikan demam dan membuat pasien merasa enak
namun tidak sepenuhnya mengganggu perkembangan poliartritis migrans. Munculnya
poliartritis migrans yang khas dapat menyelesaikan masalah diagnosis. Pasien
dengan artritis yang pasti harus diobati dengan aspirin dalam dosis terbagi 2
minggu, dan 75 mg/kgBB/hari selama 2 samapi 6 minggu berikutnya. Kadang
diperlukan dosis yang lebih besar.
Pada pasien karditis, terutama jika ada kardiomegali atau gagal jantung,
aspirin seringkali tidak cukup mengendalikan demam, rasa tidak enak serta
takikardi. Pasien ini harus ditangani dengan steroid, prednison adalah steroid
terpilih, mulai dengan dosis 2 mg/kgBB/hari dengan dosis terbagi, maksimum 80
mg/hari. Pada kasus yang sangat akut dan parah, tetapi harus dimulai dengan
metil prednisolon intravena (10 sampai 40 mg), diikuti dengan prednison oral.
Sesudah 2 sampai 3 minggu prednison dapat dikurangi bertahap dengan pengurangan
dosis harian sebanyak 5 mg setiap 2 samapi 3 hari. Bila penurunan ini dimulai,
aspirin dengan dosis 75 mg/kgBB/hari harus ditambahkan dan dilanjutkan selama 6
minggu setelah prednison dihentikan. Terapi tumpang tindih ini dapat mengurangi
insiden rebound klinis pasca terapi, yaitu munculnya kembali manifestasi klinis
segera setelah terapi dihentikan. Berikut merupakan table terapi anti radang
yang dianjurkan untuk mengendalikan manifestasi demam:
Manifestasi Klinis
|
Pengobatan
|
Artralgia
|
Hanya analgesik (mis: asetaminofen)
|
Artritis
|
Salisilat 100
mg/kgBB/hari selama 2
minggu dan 25 mg/kgBB/hari selama 4-6 minggu
|
Karditis
|
Prednison 2
mg/kgBB/hari selama 2
minggu,
tapering off 2
minggu, salisilat 75 mg/kg/BB/hari pada minggu kedua, dianjurkan selama 6
minggu
|
Kesimpulan:
- Pengobatan Suportif untuk demam reumatik akut adalah dengan Istirahat di tempat Tidur Total, Diet dan Pengobatan simptomatis,
- Penyakit Demam Reumatik harus segera diatasi, sehingga tidak meningkat ke resiko gagal jantung,
- Istirahat di tempat Tidur secara Total dilakukan untuk penderita awal demam reumatik.
Post a Comment for "Pengobatan Demam Reumatik Akut dengan Pendekatan Suportif"