Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Waspada Terhadap Jajanan Anak Bermikroba

Jajanan Anak Berbahaya
Jajanan Anak Bermikroba ternyata telah mencemari hampir satu pertiga jenis jajanan anak sekolah di 23.500 SD dan MI di Indonesia. Mikroba pada makanan harus diwaspadai, karena bisa memicu keracunan makanan. Tidak hanya mikroba, namun ternyata pada jajanan anak sekolah juga ditemukan penggunaan bahan berbahaya dan bahan tambahan pangan yang tidak memenuhi syarat yang aman untuk kesehatan anak.

Hasil mengejutkan tersebut, diketahui setelah dilakukan pengujian yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada bulan Januari sampai Agustus di tahun 2014. Adapun menurut Kepala BPOM Roy Sparringa, ada empat jenis jajanan anak sekolah paling tercemar, yaitu minuman dingin, es batu, jelly atau agar-agar, dan bakso. Pencemaran mikroba pada Es batu, disebabkan karena produsen mengolahnya tidak bersih.

Untuk itu, sejak Desember 2014, BPOM menyurati balai-balai POM di daerah agar bekerja sama dengan pemda setempat dalam mengidentifikasi pabrik- pabrik es dan makanan olahan. Pengawasan keamanan pangan dilakukan lebih ke hulu demi mengurangi pasokan pangan berbahaya. Namun, pengawasan keamanan es batu sulit dilakukan karena es batu juga diproduksi industri rumah tangga. Sedangkan jenis makanan lain ternyata masih menggunakan pemakaian metanil yellow, rhodamin B, boraks dan formalin.

Pengujian Jajanan Anak Bermikroba

Pengujian jajanan anak sekolah yang dilakukan BPOM, merupakan bagian dari Aksi Nasional-Pangan Jajanan Anak Sekolah (AN-PJAS) yang telah dilakukan tahun 2011. Dalam waktu empat tahun tersebut selalu ditemukan pencemaran mikroba, penggunaan bahan berbahaya pada makanan, dan bahan tambahan pangan berlebih.

Dalam pengujian yang dilakukan tiga tahun terakhir, angka penggunaan bahan berbahaya pada jajanan anak yang diuji tahun 2012 mencapai 9%, 5,9 persen (2013), dan 5,33 persen (2014). Angka BTP berlebih sebanyak 24% (2012), 17,3% (2013), dan 15,92% (2014). Sedangkan angka cemaran mikroba naik, yakni 66 % di tahun 2012, 76,02 % (2013), dan 78,63 persen di tahun 2014.

Penanganan Jajanan Anak Bermikroba

Untuk mengatasi terus meningkatnya jajanan anak berbahaya, BPOM telah mengintervensi pihak di sekolah, mulai dari guru, siswa, orangtua siswa dan pedagang agar tidak menjual jajanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

Selama pengujian cepat jajanan di sekolah, anak juga ikut dilibatkan mengambil sampel makanan. Mereka diberi informasi keamanan pangan, sehingga mengetahui makanan jenis apa yang berbahaya, dan selalu menghindari jenis makanan tersebut.

Meski telah dilakukan di banyak sekolah, upaya yang dilakukan BPOM belum mencakup sekolah tingkat lanjut dan sekolah yang dipilih masih didominasi pada sekolah yang berada ibu kota provinsi. Sehingga karena pentingnya masalah ini, silahkan segera informasikan ke orang-orang terdekat dan sebarkan melalui media-media sosial yang anda miliki.

Ringkasan:
  • 78,63% jajanan anak sekolah ternyata mengandung mikroba yang bisa memicu keracunan,
  • Hasil tersebut diketahui dari pengujian yang dilakukan BPOM di sekolah-sekolah di Indonesia,
  • Jenis makanan yang banyak mengandung mikroba diantaranya minuman dingin, es batu, jelly atau agar-agar, dan bakso.

Post a Comment for "Waspada Terhadap Jajanan Anak Bermikroba"